Minggu, 29 Maret 2015

My proudest profession ever

Bismillahirrahmaanirrahiim...
Sungguh jika sampai air mata ini menetes lagi itu bukan karena penyesalan tapi karena aku bersyukur bisa menjadi seorang ibu disetiap waktumu, nak...
Bersyukur bisa menjadi pendamping hidup yang selalu bisa kau jumpai setiap waktu, suamiku...

Kali ini aku menulis dengan sepenuh hati, dimulai saat lulus kuliah dari sebuah perguruan tinggi negeri aku pun langsung bekerja sebagai seorang pegawai bank asing tapi karena dirasa sangat menyita waktu,otak dan tenaga sampai tidak bisa bersosialisasi selain dengan teman kantor,aku pun pindah kerja di sebuah bank milik negeri sendiri. Sudah sangat terbiasa dengan ritme hidup sebagai seorang wanita karir selama 4 tahun. Seperti kehidupan wanita pada umumnya aku pun menikah muda (bisa dibilang gitu untuk ukuran wanita karir yang biasanya menunda menikah). Menikah muda dikarenakan memang niat segera berumah tangga dan kebetulan keluargaku dan keluarga suami memang tidak setuju dengan budaya pacaran. Setelah menikah, selang 2 bulan aku hamil. Alhamdulillah cepat sekali Allah menilai aku dan suami pantas mendapat amanah ini, amanah yang luar biasa.

Tapi pemikiranku dulu, nanti kalau aku punya anak aku tetap akan jadi wanita karir dan anak bisa aku titip ke orang tua. Beres deh! Memang sangat pendek dan simple pikiranku saat itu.
Selama hamil aku merasa baik-baik saja dan selalu mensugesti diri kalau aku kuat dan harus keras sama diri sendiri. Setiap hari bangun masih gelap karena harus ke kantor ngejar kereta pagi dan pulang pun langit juga sudah gelap lagi. Bayangin dong bumil ke kantor tiap hari pulang pergi naik kereta depok-sudirman yang penuhnya masyaallah....
Beruntung aku sudah dibiasakan hidup mandiri oleh papa dan bundaku, pastinya setiap wanita hamil rasanya kalau aku bilang kaya orang kena tipes. Mual, pusing, badan meriang,keram,pegelnya mantab!!! tapi aku mikir harus dilawan semuanya, karena hamil itu anugrah bukan musibah. Bundaku selalu bilang, usia masih muda mah hamil masih kuat tenaganya, keramnya,pegelnya,mulesnya ya nikmatin aja dan jangan banyak ngeluh. Masa mau hidup merana selama 9 bulan cuma karena rasa badan yang kurang nyaman selama hamil. Selalu berfikir positif, ini tuh perjuangan, wanita yang lain aja pada bisa masa aku enggak. Sempat beberapa waktu mendengarkan penjelasan beberapa dokter spesialis kandungan seputar kehamilan itu seperti apa dan bagaimana baiknya,setelah mengerti aku berniat ga mau jadi bumil lebay yang ngerepotin banyak orang dan banyak minta ini itu karena memang ga ada di dalam kamus kedokteran, jadi sebisa mungkin kalau bisa sendiri aku lakukan sendiri tanpa banyak ngeluh yang menurutku malah secara tidak langsung mensugesti diri jadi lemah. Kecuali, kalau memang ada masalah dengan kandungannya atau terlalu rentan kondisi janinnya, begitu kurang lebih pemaparan para dokternya. Aku juga jadi lebih hati-hati menjaga kandunganku walaupun yang namanya bekerja pastinya harus menyesuaikan waktu dan keadaan kerjaan yang ada. Alhamdulillah punya teman-teman kantor yang baik dan perhatian apalagi semenjak aku hamil.

Selama 8 bulan 2 minggu aku masih kerja, dan saatnya cuti melahirkan selama 3 bulan. Seminggu setelah cuti aku melahirkan terencana dengan proses sectio caesar karena babynya terlalu besar dibanding dengan ukuran panggulku. Jadilah anakku lahir pada tanggal 7 bulan 7 tahun 2014 dengan nama Almair Zein Bifarel (Almair=pangeran Zein=sesuatu yang indah/perhiasan Bifarel=buah hati fajri dan eldha). Harapan kami sebagai mami papinya agar si baby jadi pangeran terindah dalam hidup kami,aaamiiin. Btw, milih panggilan mami papi bukan karena sok gaya tapi karena saya dan suami itu keluarga besar jadi udah banyak yg panggil umi abi,mama papa,ayah bunda.Nah, yang belum ada papi mami jadi pada request papi mami deh..hehe.

Selama cuti 3 bulan otomatis aku intens dong sama anakku apalagi menyusui jadi dekeeet banget sama baby. Dan tibalah saat cuti melahirkan aku berakhir, dan harus back to office. Dulu mikirnya mau dititip yaaa...tapi realitanya uuuhhh kok hati ini sakitnya kaya diiris iris harus ninggalin Almer(panggilan anakku) seharian full.
Hari pertama kerja nangis di toilet kantor, begitu terus sampai seminggu kali yah..
Seterusnya aku fikir akan lebih terbiasa dan asik-asik aja tapi ternyata enggak. Kerja tetep kepikiran anak. Apalagi Almer makin lama makin ngerti kalau mau ditinggal maminya. Mulai bisa berekspresi sedih kalau aku berangkat kerja, mata berkaca-kaca dengan tangan yang minta digendong. Duuuuh....belum lagi kalau pas pulang kerja, yang tadinya lagi asik main dengan mainannya pas lihat aku langsung berlinang air matanya sambil minta gendong. Sering juga aku pulang larut tapi Almer ga mau bobo padahal udah ngantuk ,pas aku pulang dia maunya pelukan aja digendong meluknya kenceng banget dan ga lama kemudian tertidur karena memang dia udah ngantuk. Tiap bobo juga Almer suka kebangun minta dipeluk atau sekedar diusap usap punggungnya.Pas aku baca artikel si baby kahawatir ditinggal ibunya,mungkin Almer takut pas dia bangun maminya udah pergi kerja lagi. Ya Allah....nangis bombay deh, tapi karena aku malu dan termasuk anti nangis di depan orang kalo ga terpaksa yah ditahan-tahan deh ya padahal udah nyesek banget di hati.

Suamiku memang tidak pernah memintaku bekerja tapi aku yang memutuskan tetap bekerja karena kufikir banyak wanita bekerja yang meninggalkan anaknya di rumah tapi mereka asik asik aja tapi kok aku ga bisa yaa. (Aku tidak pernah menjudge wanita bekerja yah karena semua orang punya alasan masing-masing dong pastinya^^).

Lama-lama makin kepikiran dan makin sedih apalagi pas lagi iseng di kantor buka web nya kuttab alfatih, ada videonya ust. Budi Ashari,Lc. yang menyampaikan tausiah yang mengulas tentang tugas ibu dan istri. Di dalamnya dijelaskan, seorang Ummar bin Khattab yang super tegas dan berani pun selalu berbesar hati dan menerima ketika istrinya marah dengan alasan "karena istrikulah yang memasak untukku,karena istrikulah yang membuatkanku roti,karena istrikulah yang menyusui anak-anakku, dan biarkanlah ketika istri marah karena itu hanya sesaat kemudian berlalu".
Itu tentang tugas dari profesi seorang istri, nah pas dibahas tentang tugas ibu, dijelaskan banyak wanita lebih memilih bekerja padahal tidak punya masalah dalam ekonomi keluarga dan fitrahnya seorang wanita ya menjadi seorang ibu dan seorang istri.

Kata papa aku keberhasilan seorang wanita itu bukan diukur dari seberapa tinggi jenjang karir dan pendidikannya tapi diukur dari bisa gak kamu membimbing anak kamu menjadi anak shalih yang istimewa? #Nyesss....

Setelah memiliki anak,aku baru benar-benar mengerti dengan hati kalau profesi seorang ibu itu tidak tergantikan dengan apapun, mau dengan pengasuh,mau dengan orang tua kita, mau dengan apapun tetep ga akan bisa...
Bahkan kondisi rumah pun biasanya jadi lumpuh tanpa ibu,
sentuhan tangannya seorang ibu, getaran suaranya, pandangan matanya, air matanya, pelukannya...semua sangat dirindukan oleh anak-anaknya...

"Ibu....pulanglah, di luar sana sangat tidak ramah untuk kelembutanmu

Ibu...pulanglah,suamimu ingin merengguk nikmatnya bercinta

Ibu...pulanglah,istanamu menunggu sentuhan surgamu

Ibu...pulanglah,calon orang besar sudah duduk manis menunggu siap untuk belajar di madrasahmu

Ibu...pulanglah,pemimpin masa depan umat ini dia hanya ingin merasakan tatapan teduh pandanganmu

Ibu...pulanglah,karena Allah yang memerintahkan para ibu untuk pulang

Ibu...pulanglah,sebelum semuanya terlambat..."

(Aduh ga kuat nahan air mata nulisnya)
*Begitulah kurang lebih kata-kata dalam video yang aku simak.

Setelah itu aku memutuskan kalau aku harus resign demi anak. Terimakasih banyak buat teman-teman yang ketika aku cerita dan bertanya baiknya seperti apa kalian mau memberi nasihat terbaik dan senantiasa mendoakan keberkahan untuk keluargaku ini.

Teruntuk Almerku,
Beribu maaf ya nak dari mami yang sudah berbulan-bulan ninggalin Almer buat ke kantor.
Mami ga kebayang, gimana rasanya mungkin pas Almer di rumah Almer nyariin mami tapi Almer belum bisa ngomong,mungkin Almer ingin bobo dikelonin mami tapi mami ga muncul juga di depan matanya Almer. Maaf sayang.....
Mami janji,mami akan ganti semua waktu buat sama Almer setiap hari setiap waktu. Mami yang bantu ngajarin Almer bicara,mami yang bantu ngajarin Almer nyanyi,mami yang bantu Almer belajar jalan sampai Almer besar nanti dan jadi kebanggaan mami papi ya nak...aaamiiiin
Baru kali ini nulis sambil mewek.

mom and baby Almair

Akhirnya aku yakin dan tau jalan yang bagaimana yang sesuai dengan hatiku, aku bangga dengan profesiku nanti sebagai ibu rumah tangga yang selalu bisa mengurus anak,merawat rumah dan menemani suami yang ishaallah akan menjadi jihadnya para wanita. Aku bangga dengan profesi yang diperintahkan Allah. Agar Allah, para malaikat dan seluruh isi dunia ini pun ridho terhadap aku, hidupku, dan keluargaku. Aamiiin...
Ga pernah aku merasa sebangga dan sebahagia ini. Alhamdulillah....

tulisanku kali ini diikutkan dalam IHB blog post challenge http://indonesian-hijabblogger.com/2015/03/ihb-maret-blog-post-challenge/ 
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar